Cari Blog Ini

Kamis, 08 Maret 2018

HOAXER vs DEBUNKER

HOAX (baca: hoks) adalah sebuah tipuan dan kebohongan yang menyamar sebagai kebenaran, istilah ini populer di internet dan media sosial karena peredaran hoax memang lebih mudah berkembang di internet dan media sosial.

Pembuat dan penyebar hoax disebut HOAXER.

DEBUNK (baca: dibank) adalah mengungkap hoax atau mengekspos kepalsuan atau kekejaman (sebuah mitos, gagasan, atau kepercayaan).

Orangnya disebut DEBUNKER.

Netizen Indonesia pada umumnya hanya sebatas mengenal hoax sebagai 'berita palsu/tipuan'. Banyak orang yg mencoba debunked dan mengklaim mampu menganalisis hoax. Banyak orang yang 'bisa', tapi hanya sekedar bisa. Mayoritas manusia bisa bernyanyi, tapi apakah mereka yang bisa bernyanyi layak disebut penyanyi?

Begitupun dengan orang-orang yang bisa membongkar hoax apakah layak disebut debunker ?

Jika mendefinisikan hoax hanya sebatas berita palsu, alangkah baiknya Anda mempelajari kembali definisi hoax secara luas.

Jika merunut pada perjalanan sejarah, definisi hoax tidak sempit hanya berkutat pada masalah " berita palsu". Hoax mencakup suatu perbuatan yang bertujuan untuk menipu/membohongi orang lain dengan cara memanipulasi, mengakali, ataupun menutupi fakta yang sebenarnya.

Menjadi seorang debunker butuh proses panjang untuk mengasah kemampuan, tidak hanya terfokus pada ruang sempit (selalu mengandalkan informasi dari internet dan pada kasus yang mudah).

Saat ini banyak hoaxer (pelaku, pembuat & penyebar hoax) dalam dunia politik dan kehidupan sosial. Namun juga sdh ada komunitas pegiat media yang intens membongkar, mengungkap dan melawan para hoaxer dengan cara cerdas dan ilmiah, merekalah para debunker.

Hoaxer tidak hanya sebatas berita bohong, namun perilaku para politisi yang memanipulasi data dan informasi untuk kepentingan kekuasaan juga bisa disebut hoax.

Politisi yang tiba-tiba merakyat dan mendadak alim, sok dekat dengan rakyat dan ulama padahal mereka tidak lebih dari musang berbulu domba juga terkategori hoax.

Kasus dan berita yang direkayasa untuk menutupi fakta sebenarnya atau untuk menutupi kasus yang lebih besar juga terkategori hoax.

Maka, proyek pencitraan yang dilakukan oleh penguasa atau siapapun dengan tujuan untuk mengelabuhi dan mengalihkan perhatian rakyat pada kondisi yang sebenarnya adalah hoax yang paling kejam.

Para debunker harus obyektif dan adil dalam membongkar aksi para hoaxer, baik yg dilakukan oleh penguasa maupun kelompok masyarakat atau perorangan demi terjaganya masyarakat dari tipu muslihat dan kekacauan.

Mari, lawan Hoax dan ungkap dengan cara cerdas dan ilmiah...!!!

Rajin membaca, lakukan konfirmasi, lakukan klarifikasi, tahan dan kendalikan nafsu untuk membagi sebelum yakin dan pasti.

#gerakanantihoax
#gerax
#turnbackhoax
#sehatberinternet
#cerdasbermediasosial.

Yogyakarta, 2 Maret 2018
Arief Luqman El Hakiem
(Pegiat Media dan Inisiator GERAX - Gerakan Anti Hoax)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar