Cari Blog Ini

Minggu, 03 Juni 2018

Politik Kopi

Ali Mochtar Ngabalin diangkat sebagai Staf Utama bidang Komunikasi Presiden
Namanya Ali Mochtar Ngabalin, politisi kawakan yg kemana2 pake tutup kepala putih, berjenggot, bersuara lantang seperti Jhon F Kennedy. Di masa pilpres 2014 lalu, Ngabalin pernah dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan kampanye hitam oleh Ketua Tim Hukum kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla, Anthon Raharsun.
Pada saat deklarasi kampanye Prabowo-Hatta, Ngabalin pernah menyudutkan Jokowi sebagai capres kurus krempeng dan tidak bisa menepati janji kampanyenya di Jayapura. Ngabalin juga pernah singgung bahwa Jokowi mungkin saja korup dan otoriter pasca pilpres tahun 2014.
Kini, tahun 2018 Ngabalin ditunjuk sebagai staf khusus presiden Joko Widodo bidang komunikasi, dg genit dia membungkuk dan mencium tangan Jokowi. Selamat bro, Anda skr duduk nyaman di lingkaran istana...
Sebelumnya ada nama Fadjroel Rahman. Biasa dipanggil Fadjroel. Dulu, hobinya berkoar-koar di media sebagai pengamat politik. Fadjroel dikenal sebagai pengamat yang suka menyerang, sehingga disukai media populis serta memiliki banyak follower di sosmed.
Serangannya pada Sri Mulyani Indrawati diungkapkannya melalui statemen yang dikutip media, dan diungkapkan melalui akun sosmed. Saat itu Fadjroel menjadi salah satu motor untuk melengserkan Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ketika Sri Mulyani Indrawati sekarang menjadi Menkeu lagi, mendadak Fadjroel menyambut dengan penuh semangat. Fadjroel seakan lupa pada pernyataannya beberapa tahun lalu. Kini Fadjroel jarang terdengar suaranya, konon dia hidup damai sebagai komisaris PT Krakatau Steel.
Nama yg paling heboh jauh sebelumnya adl Jusuf Kalla. Saat jelang Pilpres 2014, beredar rekaman video wawancara salah satu stasiun televisi dengan Jusuf Kalla (JK). Saat itu, JK dimintai pendapat bila Indonesia dipimpin seorang Joko Widodo alias Jokowi .
Dalam wawancara itu, terang-terangan JK mengatakan, Indonesia akan hancur bila dipimpin Jokowi . “Siapa bilang Jokowi tidak punya pengalaman. Dia kan gubernur DKI, pengalamannya lewat wali kota Solo. Tapi jangan tiba-tiba karena dia terkenal di Jakarta, tiba-tiba dicalonkan presiden, bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri, tapi kalau sukses di DKI, ya silakan,” kata JK di video yang berdurasi 3 menit 38 detik itu.
“Biarlah dulu dia fokus sebagai Gubernur DKI. Jangan tiba-tiba dicampur aduk, nanti negeri ini tdk punya nilai, nanti kacau negeri ini,” tambah JK.
Namun, setelah resmi menjadi cawapres Jokowi, JK berbalik arah. JK justru mengagung-agungkan kinerja Jokowi yang kemudian menjadi alasan dirinya mau dipasangkan dengan Jokowi di Pilpres 2014. “Sekarang Jokowi sudah punya pengalaman. Langkah-langkah yang dilakukannya saya lihat cukup baik dan cukup mempunyai kemampuan. Sekarang sudah 2 tahun dan punya pengalaman dan tentu berbeda,” jelas JK ketika itu.
Selanjutnya tentu Jokowi, nama lengkapnya Joko Widodo, saya mengenalnya sejak dia masih jadi pengusaha furniture di Solo. Takdir membawanya sukses memimpin Kota Solo, kemudian mengantarkan nya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Dua tahun memimpin Jakarta, popularitas nya menanjak, dia dijagokan menjadi capres. Namun dalam berbagai kesempatan Jokowi mengelak, bahkan keluar kata COPRAS CAPRES, mikir Jakarta aja pusing.
Namun kini setelah duduk di kursi orang nomor satu di Indonesia, nampaknya agak nyaman. Baru 3 tahun menjabat sudah membentuk relawan utk menyukseskan kembali menjadi presiden pada periode kedua. Rupanya jadi presiden itu enak, menurut Jokowi.
Ga adil rasanya kalo saya tidak menyebut nama Prabowo Subianto. Purnawirawan Jenderal bintang tiga, mantan Danjen Kopassus yg melegenda. Pada pilpres 2009 dia begtu mesra dengan Megawati dari PDIP, menjadi wapres yg diusung utk melawan petahana SBY-Boediono.
Tahun 2012 Prabowo ngotot mengusung Jokowi-Ahok utk memimpin Jakarta. Namun kini dia begitu berambisi untuk mengalahkan Jokowi pada pilpres 2019.
Terakhir tapi bukan paling akhir adalah Megawati Soekarnoputri dan PDIP. Pada era SBY dia dg PDIP nya begitu lantang menyuarakan keadilan. Menangis dan berdemonstrasi setiap ada kenaikan BBM dan TDL. Fraksi nya walk out menolak kenaikan harga BBM dan TDL.
Namun kini di era Jokowi, dia begitu bijaksana dan pendiam ketika pemerintah menaikkan harga BBM dg diam-diam di tengah malam.
Sahabat Indonesia yg tercinta, jgn kaget dn ga usah emosi menyaksikan tingkah polah para politisi yg memuakkan. Nikmati saja perilaku yg mereka pertontonkan sambil menghirup sedapnya secangkir kopi malam. Jgn lupa selalu berdoa menirukan munajat para penjelajah bahari di kesilaman.
”Ya Tuhan, selamatkan kami. Lautan di Tanah Air ini luas dan ombaknya ganas menerjang. Bahtera kami oleng, sedang nakhodanya mencari selamat sendiri!”
Amin..

Arief Luqman El Hakiem
Pegiat Media dan Pengamat Kebijakan Publik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar