Cari Blog Ini

Senin, 04 Juni 2018

PSI, JOKOWI dan HAM

Beberapa hari terakhir ini publik medsos diributkan beredarnya video propaganda berdurasi satu menit yang dirilis oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Video ini berisi propaganda sepihak seputar Orde Baru dengan berbagai stigma-nya, diantaranya adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan KKN.

Saya menyebut propaganda dan stigma, karena isu HAM hanya dipakai oleh kelompok-kelompok tersebut di saat menjelang pemilu. Tujuannya jelas, untuk menjatuhkan orang atau kelompok orang dan mengangkat orang lain atau kelompok lain.

Jika kasus pelanggaran HAM ditangani secara serius mestinya selama 4 tahun pemerintahan Joko Widodo sudah bisa diselesaikan, atau paling tidak ada perkembangan. Banyak Aktifis HAM yang saat ini berkumpul di lingkaran ring satu istana, ada Teten Masduki dan Ulin Ni'am Yusron, ada juga di partai pemerintah seperti Adian Napitupulu, Budiman Sudjatmiko, Rieke Dyah Pitaloka dan sebagainya.

Ngapain saja mereka yang sebelumnya teriak-teriak di jalanan menuntut penuntasan kasus HAM semasa pemerintahan SBY. Sekarang kalian berada di lingkaran terdekat dengan penguasa, kenapa isu HAM yang selama ini kalian jadikan alat menaikkan popularitas tidak diselesaikan !

Saya tidak bicara PSI, tidak saya anggap mereka. Sebagian besar pimpinan dan kadernya yg berusia 30 tahun kebawah, belum lahir atau masih ingusan pada masa gerakan Reformasi 1998. Mereka nampak hanya cari muka kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo. Juga sedang cari panggung untuk menaikkan popularitasnya.

Bener juga apa yang dibilang Haris Azhar (KontraS) bahwa pemerintahan Jokowi tidak punya komitmen dalam isu HAM dan lingkungan. Dan anehnya para aktifis HAM malah mencari suaka dan enjoy aja dalam lingkaran istana.

Dari delapan kasus HAM yang dirilis oleh Setara Institute tidak ada satupun yang menjadi prioritas pemerintahan Jokowi-JK, antara lain:

1. Peristiwa Pembunuhan Massal 1965
2. Peristiwa Talangsari-Lampung 1989
3. Tragedi Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998
4. Tragedi Semanggi I 1998
5. Tragedi Semanggi II 1999
6. Kasus Wasior dan Wamena (2001 dan 2003)
7. Kerusuhan Mei 1998
8. Penembakan Misterius “Petrus” 1982-1985

Kalian yang saat ini telah nyaman di lingkaran istana lupa dengan apa yang kita sama-sama perjuangkan dulu di tahun 1998. Bahkan Dwi Fungsi ABRI yang dulu begitu kalian benci, nyatanya saat ini kalian bernaung dibawah ketiak para jenderal ABRI yang terindikasi melanggar HAM seperti Jenderal Wiranto dan Jenderal AM Hendropriyono.

Kalian yang berteriak supremasi sipil nyatanya yes aja dibawah kendali eks militer seperti Jenderal Moeldoko dan Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan. Mana suara kalian, mana teriakan kalian dan mana sumpah janji kalian dulu.

Perjuangan belum selesai kawan, tapi kalian sudah terlanjur tersumpal mulut dan hatinya dengan indahnya dunia yang berkilauan.

Jadi apa yang ditayangkan oleh PSI dan kawan-kawan terkait HAM, Korupsi dan KKN menurut saya hanya omong kosong, sebatas propaganda dan stigma, hanya untuk kepentingan politik sesaat setiap menjelang Pilpres dan Pemilu.

Kalian dan kelompok yang sealiran selalu menjelekkan dan menyudutkan Orde Baru juga Presiden Soeharto, tapi kalian lupa melihat secara jernih penyimpangan Presiden Soekarno dan Orde Lama. Kalau mau fair, mari duduk dan buat perbandingan dengan standar komparasi yang jelas. Orde siapa yang paling baik.

Tapi, saya lebih sependapat jika kita bijaksana dan dewasa, tiap pemimpin punya kekurangan dan kelebihan, tiap masa ada keberhasilan ada kesalahan. Tidak usah dijadikan alat untuk saling menjatuhkan dan mendiskreditkan.

Kapan Adian Napitupulu dewasa ? Kapan kamu bisa move on. Dikit-dikit Orba, dikit-dikit Prabowo. Indonesia itu tidak hanya soal Orba dan Prabowo, brooo...

Yang jadi presiden RI sekarang Ir. Joko Widodo, Menkopolhukam nya adalah Wiranto, coba deh tuntut mereka buat menyelesaikan kasus HAM nya Prabowo dan Orba. Jangan bisanya teriak-teriak di luar. Kamu sekarang anggota dewan yang terhormat dari partai penguasa.

Kalian emang reseK kalo jadi oPOsisi dan brengseK ketika punya pOSisi !

Salam Revolusi Sampai Mati !
Perjuangan Belum Selesai !

SEKALI BERARTI, HABIS ITU MATI !!!

Arief Luqman El Hakiem
Pegiat Media dan Pemerhati Kebijakan Publik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar